Jakarta – Geosquare dan SPUN memanfaatkan teknologi artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) guna melahirkan inovasi di bidang geospasial dan perjalanan antarnegara.
Indonesia meraih pengguna AI terbanyak ketiga di dunia yakni sebanyak 1,4 juta kunjungan bulanan ke platform AI. Teknologi OpenAI telah digunakan oleh 77% pengguna internet aktif di dalam negeri.
Geosquare dan SPUN adalah dua contoh startup yang memanfaatkan teknologi AI untuk mengatasi berbagai tantangan pelanggan.
Geosquare adalah perusahaan yang menvisualisasikan data geospasial dalam bentuk ‘kotak’ pada peta, sehingga data tersebut lebih mudah diakses, dipetakan, dan dianalisis untuk berbagai keperluan.
Seluruh wilayah Jakarta dapat divisualisasikan menjadi sekitar 264 ribu kotak yang masing-masing mewakili area seluas 50×50 meter. Setiap kotak ini dapat menyimpan informasi unik tentang area yang diwakilinya.
“Kami mengkompilasi data pemetaan terbaru dari berbagai sumber dan mengolahnya menjadi visual yang lebih kaya dan fleksibel. Data ini kami tawarkan kepada pemerintah maupun pelaku bisnis untuk melakukan pemetaan serta menemukan informasi penting, seperti kepadatan populasi, distribusi real estat, citra satelit, dan lainnya,” kata Founder & CEO Geosquare, Benny Emor.
“Misi kami adalah menjadi ‘YouTube’ bagi data geospasial, sehingga semua pihak dapat dengan mudah memperoleh wawasan yang mereka butuhkan dan fokus pada area yang ingin mereka targetkan.”
Saat ini salah satu dari tiga bank terbesar di Indonesia (konfidensial) menggunakan visualisasi peta dari Geosquare untuk meninjau calon debitur yang mengajukan pinjaman dengan agunan berupa properti.
Dengan peta Geosquare, bank tersebut dapat melakukan pemeriksaan properti secara digital dengan lebih mudah dan hemat biaya.
Selain itu digunakan oleh banyak pemilik bisnis F&B untuk mendeteksi distribusi populasi dan memperkirakan pangsa pasar potensial yang dapat dicapai dengan pembukaan outlet baru.
SPUN adalah startup inovatif yang menggunakan teknologi AI untuk mempercepat proses pengajuan visa dan izin tinggal bagi individu dan perusahaan.
Saat ini melayani 198 kewarganegaraan untuk pengajuan visa masuk ke Indonesia dan pengajuan visa bagi warga Indonesia ke lebih dari 70 negara.
Dengan fitur-fitur seperti SPUN Chatbot Assistant, Commerce, dan Dashboard, pengguna dapat mengakses panduan visa, layanan pengajuan visa, serta verifikasi dokumen secara otomatis.
“Salah satu inovasi utama yang kami lakukan dengan teknologi SPUN adalah mempercepat proses verifikasi. Yang sebelumnya bisa memakan waktu rata-rata 40 menit kini hanya memerlukan 3-4 menit untuk beberapa tipe visa. Kami juga memberikan jaminan uang kembali bagi pengguna jika visa mereka ditolak,” ucap Co-founder & CPO SPUN, Dilla Anindita Purnawan.
SPUN berencana berekspansi ke negara lain di kawasan Asia Pasifik dengan nilai pasar biaya visa yang diperkirakan lebih dari US$36 miliar dari jumlah 300 juta travellers setiap tahunnya.
Geosquare dan SPUN adalah dua alumni sukses dari program residensi Antler. Program intensif ini dirancang membantu para founder startup dalam membangun pondasi bisnis yang solid dan produk digital yang matang dan berpotensi.
“Sebagai investor pertama dengan rencana untuk terus mendukung perjalanan mereka, kami bangga menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan mereka dalam menciptakan dampak positif serta menciptakan standar baru dalam data geospasial dan solusi lintas batas,” tutur Partner di Antler Indonesia, Agung Bezharie Hadinegoro. (adm)
Sumber: detik.com