Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi ekonomi digital bisa mencapai US$360 miliar atau Rp5.800 triliun pada 2030.
Potensi ini didorong perkembangan teknologi, termasuk perkembangan startup dan transformasi digital.
Laman Indonesiabaik.id menyebutkan sebanyak 2.562 startup terdapat di Indonesia per 11 Januari 2024.
Angka ini menunjang Indonesia berada di peringkat ke-2 di skala Asia dan peringkat ke-6 secara global.
Sebelumnya, ekosistem ekonomi di Indonesia didominasi dengan sektor tradisional. Namun kehadiran internet dan perkembangan teknologi informasi mendorong ekosistem ini mulai berubah.
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia melesat sejak masa pandemi Covid-19.
Pandemi ini menjadi momentum perubahan pola pikir masyarakat untuk melakukan konversi digital di setiap lini kehidupan.
Begitupula perubahan gaya berjualan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mulai merambah dunia online.
Pandemi Covid-19 juga melahirkan startup yang berinovasi dalam berbagai sektor, seperti e-commerce, fintech, dan edtech.
Berbagai platform digital membuat konsumen untuk berbelanja, melakukan transaksi, dan mengakses layanan dengan lebih cepat dan efisien.
Melansir situs resmi Capaian Kinerja Presiden RI, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi digital selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB mencapai 64,48% pada April 2020.
Sementara itu hasil kajian Google, Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan nilai ekonomi digital Indonesia pada 2022 tertinggi di Asia Tenggara, yakni US$77 miliar.
Nilai ini diprediksi meningkat hingga US$130 miliar pada 2025. (adm)
Sumber: detik.com