Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan peresmian Pusat Data Nasional (PDN) Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat akan dilakukan secara hati-hati.
“PDN Cikarang ini kan lagi dilihat proses (pembangunan) fisiknya. Terus itu baru fisiknya, nanti isinya, keamanannya, fitur-fiturnya. Dengan kondisi saat ini, saya lebih memilih berhati-hati, untuk yang penting aman dan prudent (bijaksana),” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi di Gedung Kemkominfo, Jakarta.
Namun, Budi Arie Setiadi tidak tegas apakah PDN ini akan diresmikan pada 17 Agustus 2024 setelah insiden serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
“(Peresmiannya jadi Oktober 2024?) kita tunggu untuk itu, saya belum bisa memastikannya. Dengan kejadian ini, kita tunggu saja, yang penting fisiknya itu sudah hampir 80% ya,” ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Hadi Tjahjanto mengatakan pemerintah meningkatkan keamanan PDN Cikarang.
“Pemerintah saat ini terus meningkatkan kemampuan PDN pengganti PDNS 2 di Surabaya untuk bisa memiliki kemampuan backup berganda, backup berlapis dengan pengamanan yang baik. Sekarang terus dilakukan,” katanya pada Jumat (5/7/2024).
Kemkominfo menargetkan pembangunan PDN Cikarang selesai pada Agustus 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan akan turut meresmikan PDN tersebut.
Percepatan pembangunan PDN dilakukan dengan metode design, supply dan installation. Setelah desain disetujui secara paralel proses lain mengikuti untuk mengejar waktu dan menjaga kualitas pekerjaan.
PDN Cikarang berada di Greenland International Industrial Centre, Deltamas, Cikarang dengan luas kurang lebih 15.994 m2.
Proyek tersebut merupakan pinjaman dari Pemerintah Prancis senilai EUR 164.679.680 atau sekitar Rp 2,7 Triliun dengan waktu pengerjaan 24 bulan mulai dari 22 Oktober 2022.
“PDN di Cikarang dibangun dengan kapasitas prosesor 25.000 Cores, memory 200 TeraByte, storage 40 PetaByte, mechanical electrical 20 Mega Watt pada kesempatan operasi optimal,” jelas Plt. Direktur LAIP Ditjen Aptika Kementerian Kominfo Aris Setiawan. (adm)
Sumber: detik.com