Jakarta – Wall Street Journal mengutarakan Mac dan Linux tidak terdampak gangguan pembaruan CrowdStrike yang berakibat blue screen of death (BSOD) dari layar Microsoft Windows.
Karena, Apple tidak memberikan akses kernel kepada developer di MacOS Catalina yang dirilis pada 2019. Perusahaan ini menggunakan ekstensi kernel yang beralih ke ekstensi sistem di level pengguna.
Dengan begitu perangkat Mac menjadi lebih stabil dan terlindungi dari pembarian software bermasalah seperti yang dirilis CrowdStrike.
Hal ini berbeda dengan di personal computer (PC) berbasis Windows yang memberikan akses kepada Falcon seperti memori, proses, perangkat, dan file.
Sebagian besar software di PC hanya bisa mengakses user mode, sehingga tidak bisa mengakibatkan kerusakan.
Namun, Microsoft menyalahkan Uni Eropa karena tidak bisa menawarkan perlindungan yang sama ke perangkat Windows seperti Apple untuk Mac. Perusahaan ini mengatakan mereka tidak bisa menutup sistem operasinya karena kesepakatan yang dibuat dengan Komisi Eropa.
Microsoft menyetujui aturan interoperabilitas yang memberikan aplikasi keamanan pihak ketiga akses yang sama ke Windows seperti yang dimiliki Microsoft pada 2019.
Perusahaan ini juga setuju memberikan akses kernel ke pihak ketiga untuk menyelesaikan sejumlah isu anti-kompetisi di Uni Eropa.
Apple belum dipaksa menerapkan perubahan serupa terhadap Mac, tapi sejak Digital Markets Act disahkan, maka Uni Eropa terus mendesak Apple untuk membuka sistem operasinya
Microsoft mengatakan sekitar 1% atau 8,5 juta perangkat Windows yang menjalankan software Falcon terdampak masalah CrowdStrike.Namun, CrowdeStrike mengatakan perangkat sudah pulih dan kembali online dan mereka meminta maaf atas masalah ini. (adm)
Sumber: detik.com