Jakarta – Smartfren dan ZTE telah bekerjasama memberikan layanan telekomunikasi bagi pelanggan di Indonesia selama 18 tahun. Kebijakan ini didasarkan inovasi yang diberikan kedua belah pihak.
Chief Technology Officer (CTO) PT Smartfren Telecom Tbk, Shurish Subbramaniam mengatakan langkah inovasi perusahaan ini dipercayakan kepada ZTE, karena perusahaan ini mengelontorkan sebanyak 20% dari pendapatan untuk kegiatan research and development/R and D (penelitian dan pengembangan).
“Jadi, saya pikir hal terbaru yang kami kerjakan dengan mereka terkait dengan AI (artificial intelligence). Bagaimana memperkenalkan AI ke jaringan agar menjadi lebih efisien. Jadi, saya rasa, kami percaya diri dan kami sangat senang bisa bekerja sama dengan mereka untuk melanjutkan perjalanan ini,” katanya pada Kamis (16/5/2024).
Berbagai hal yang menjadi pertimbangan Smartfren mengimplementasikan AI dalam jaringan telekomunikasi seperti peningkatan efisiensi, sebab masyarakat ingin kouta internet yang lebih besar tanpa mau membayar biaya yang lebih mahal.
“Jadi AI dapat kami gunakan untuk mengolah informasi dan memberi tahu kami lokasi mana yang harus kami optimalkan untuk pelanggan. Sebelumnya, kita tidak tahu,” ujarnya,
“Apa yang mereka butuhkan. Misalnya di area ini, sebagian besar trafiknya adalah TikTok.”
Shurish Subbramaniam meneruskan AI juga dimanfaatkan untuk efisiensi pemakaian energi listrik, sebab tarif ini mengalami kenaikan akibat peningkatan permintaan energi dari tower atau base transceiver station (BTS) setiap waktu.
“Bahkan ketika semua orang sedang tidur, tower itu tetap menyala. Jadi, saya pikir kita juga bisa memanfaatkan AI ini untuk melihat apakah tidak ada orang yang menggunakan di sana,” ujarnya.
Pemakaian AI juga untuk membantu Smartfren mengenali wajah dari pelanggan guna mengantisipasi kejahatan siber.
“Karena saat ini banyak hal yang masih sangat manual,” tuturnya. (adm)
Sumber: selular.id
