Jakarta – Operator seluler XL Axiata menilai perkembangan jaringan 5G berjalan statis di Indonesia terhitung sejak dikomersilkan Mei 2021, sehingga tidak bisa menyediakan paket khusus internet 5G.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengemukakan spektrum frekuensi dipakai untuk kebutuhan layanan 4G, sedangkan layanan 5G memerlukan lebar pita yang lebar.
“Untuk 5G bandwidth yang diperlukan 50 MHz,” katanya di Jakarta pada Kamis (25/4/2024).
Walaupun demikian, XL Axiata tetap mempersiapkan infrastruktur seperti pemanfaatam teknologi Dynamic Spectrum Sharing (DSS) untuk penambahan kapasitas paling optimum dari permintaan.
“ULO itu kita sudah dari dua tahun lalu, kita punya ULO 5G. 5G masif karena handset yang masuk belum ada 5%. Tidak ada push untuk ganti handset,” ujar Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa
Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan melepas dua band yaitu 700 MHz dan 26 GHz. Lelang ini akan diberikan insentif oleh pemerintah kepada industri.
Dari 112 MHz di pita frekuensi 700 MHz dan 2 x 45 MHz atau 90 MHz dialokasikan untuk layanan telekomunikasi. Untuk pita frekuensi 26 GHz akan dilelang oleh Kemkominfo memiliki lebar pita 2,7 GHz.
Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan O Baasir mengungkapkan biaya regulasi industri telekomunikasi rata-rata sekitar 13% sampai 24%yang dinilai sudah tinggi.
“Kalau 700 MHZ dengan 26 GHz itu akan dilakukan bersamaan. Berdasarkan best practice ekosistem 26 GHz, skala bisnisnya masih rendah, semoga bisa dikasih lima tahun gratis dulu baru dilihat skala ekonomisnya bagaimana,” tuturnya. (adm)
Sumber: detik.com