Jakarta – Platform analitik pasar, Stocklytics menyebutkan berdasarkan data portal Statista bahwa pendapatan penjualan smartphone (ponsel cerdas) global jatuh sekitar US$36 miliar atau Rp569 triliun selama dua tahun terakhir.
Angka ini dihitung dari pendapatan pada 2023 sebesar US$411,89 miliar atau sekitar Rp6.482 triliun dan pendapatan pada 2022 sebesar US$418,88 miliar atau sekitar Rp6.592 triliun.
Penurunan pendapatan itu dinilai menjadi indikasi bahwa para vendor smartphone menghadapi banyak tantangan terutama industri dan ekonomi.
Analis Stocklytics, Edith Reads menanggapi penjualan pada tahun 2023 menandai volume penjualan tahunan terendah dalam satu dekade.
“Penurunan pada tahun 2023 menandai volume setahun penuh yang terendah dalam satu dekade. (Faktornya) Didorong oleh tantangan makroekonomi dan peningkatan inventaris di awal tahun,” katanya.
Walaupuun penjualan smartphone turun secara umum, tapi penjualan smartphone premium naik tajam yaitu smartphone yang dijual US$600 lebih atau sekitar Rp9,4 juta seperti iPhone. Untuk pertama kalinya, pangsa smartphone premium mencapai 20% dari total pangsa pasar dunia.
Pertumbuhan juga terjadi pada penjualan smartphone rekondisi sebesar 16% pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu firma riset pasar Canalys bahwa pasar smartphone mulai pulih terlihat dari total pengiriman smartphone pada 2023 sebanyak 1,14 miliar unit atau lebih rendah dibandingkan 2022 yang mencapai 1,19 miliar unit.
Padahal, pada kuartal IV 2023 naik sebesar 8% dari tahun ke tahun (year-on-year/YoY) dengan total smartphone terkirim 319,5 juta unit.
Canalys menilai tren ini menjadi indikator pasar smartphone dunia mulai stabil dan pulih, sehingga ke depannya pasar negara berkembang dan sebagai pasar pendorong pertumbuhan bagi mayoritas merek smartphone.
Vendor ponsel juga diprediksi akan berinvestasi artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan) terutama smartphone kelas atas. Selain itu vendor ponsel akan memperluas pengiriman ponsel segmen menengah ke bawah pada tahun 2024.
“AI akan mencakup diferensiasi produk hingga operasional dan strategi perusahaan. Samsung akan memasukkan AI generatif sebagai strategi produk jangka panjangnya. Begitu pula dengan Xiaomi, Vivo, Oppo dan Honor,” kata Analis Senior Canalys, Toby Zhu. (adm)
Sumber: kompas.com