Jakarta – Smartfren Telecom belum bisa mengungkapkan kemungkinan merger (penggabungan usaha) operator telekomunikasi ini dengan XL Axiata secara rinci. Pasalnya, ini masih dibahas para pemegang saham Smartfren
“Kalau merger kan bukan kita manajemen (yang memutuskan), orang yang punya brand sama yang punya Axiata,” kata Presiden Direktur (Presdir) PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys pada Rabu (6/3/2024).
Sebelumnya, XL Axiata telah membeli saham Axis pada 2014.
Merza Fachys berharap merger Smartfren dengan XL Axiata bisa menjadi solusi yang terbaik untuk efisiensi kedua belah pihak seperti operasional. Bahkan, keuntungan juga akan diperoleh keduanya dari sumber daya manusia (SDM), perangkat, dan permodalan.
“Saya kasih contoh sebut saja jaringannya Telkomsel yang paling gede, misalnya bilang ‘udah Smartfren jaringannya matiin saja pelanggannya semua dilayani network Telkomsel’, itu masih mampu jaringan Telkomsel. Jadi dengan kata lain apa Smartfren yang kemarin investasi bertriliun-triliun itu sebetulnya kalau pakai jaringan Telkomsel sisa kapasitasnya masih cukup, itu contoh efisiensi ya,” ucapnya.
Namun, jika merger Smartfren dan XL Axiata tercapai, maka aset-aset jaringan bisa dimanfaatkan bersama. Smartfren berharap ini merger ini segera dapat dilakukan keduanya. (adm)
Sumber: detik.com