Jakarta – International Data Corporation (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker melaporkan Samsung menguasai pangsa pasar terbesar ponsel cerdas di Indonesia pada periode 2023 sebesar 20%.
Dari pencapaian ini berhasil dikapalkan sebesar 6,9 juta unit ponsel cerdas di Tanah Air pada tahun lalu.
Dengan begitu Samsung menggeser posisi Oppo yang menguasai pasar ponsel di Tanah Air pada 2022 ke peringkat kedua tahun tersebut menjadi 19,1%. Ponsel asal China ini melakukan pengapalan 6,6 juta unit ponsel cerdas,
Peringkat ketiga diduduki oleh Vivo dengan pangsa pasar sebesar 16,2 disusul Xiaomi sebesar 14,8% dan Transsion (induk Tecno, Infinix, dan iTel) sebesar 13,1%.
Sementara itu pasar ponsel cerdas di Indonesia mengapalkan sebesar 34,6 juta unit sepanjang tahun lalu atau turun sebesar 1,2% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi akibat penurunan permintaan terutama pada paruh pertama tahun lalu,
Namun, pasar ponsel cerdas mencapai peningkatan sebesar 6,1% pada kuartal IV 2023 dibandingkan tahun sebelumnya dan tumbuh sebesar 1,3% ketimbang kuartal sebelumnya, dengan pengapalan sebesar 9 juta unit.
Kenaikan volume penjualan ponsel cerdas di Indonesia dicapai dengan merilis ponsel cerdas pada liburan akhir tahun lalu dan peluncuran perangkat flagship untuk meningkatkan nilai.
Dari aksi ini ponsel cerdas seharga US$600 atau sekitar Rp9,4 jutaan laris di Tanah Air dengan pertumbuhan sebesar 78% dibandingkan tahun sebelumnya yang dikuasai Apple dan Samsung.
Hal berbeda dengan ponsel cerdas kelas menengah seharga US$200 hingga US$600 atau sekitar Rp3,1 jutaan hingga Rp 9,4 jutaan turun sebesar 14,9% pada tahun lalu yang dikuasai Oppo.
Angka ini dibandingkan tahun sebelumnya yang sempat tumbuh sebesar 3,9% ketimbang tahun sebelumnya.
Untuk ponsel cerdas kelas bawah seharga US$200 atau sekitar Rp3,1 jutaan turun sebesar 0,3% pada tahun lalu ketimbang tahun sebelumnya. Namun, Transsion tumbuh sebesar 211,5% dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. (adm)
Sumber: kumparan.com